Sejarah Perkembangan Trigonometri

Sejarah perkembangan trigonometri berawal dari kebutuhan manusia untuk mengukur jarak, tinggi, dan posisi benda langit sejak peradaban kuno. Bangsa Mesir dan Babilonia telah menggunakan prinsip-prinsip trigonometri sederhana, seperti kemiringan dan perbandingan sisi segitiga, untuk keperluan konstruksi bangunan dan astronomi. Di India, matematikawan seperti Aryabhata mulai memperkenalkan fungsi sinus sebagai alat perhitungan posisi planet dan bintang. Perkembangan yang lebih sistematis terjadi pada masa Yunani Kuno, terutama melalui karya Hipparchus yang disebut sebagai “Bapak Trigonometri” karena menyusun tabel chord—pendahulu konsep sinus modern. Ptolemy kemudian menyempurnakan tabel ini dalam karya besarnya Almagest, yang menjadi rujukan utama dalam astronomi selama lebih dari seribu tahun. Kemajuan besar terjadi pada masa keemasan peradaban Islam. Para ilmuwan seperti Al-Battani, Al-Khawarizmi, dan Al-Tusi menggantikan konsep chord Yunani dengan sistem trigonometri berbasis rasio, yakni sinus, cosinus, dan tangen, serta merumuskan hukum sinus dan hukum cosinus yang masih digunakan hingga kini. Karya-karya mereka diterjemahkan ke bahasa Latin dan memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan ilmu di Eropa. Pada abad pertengahan hingga awal zaman modern, tokoh seperti Regiomontanus mulai menulis buku trigonometri sebagai bidang ilmu berdiri sendiri, terpisah dari astronomi. Memasuki abad ke-17, berbagai konsep trigonometri mengalami penyempurnaan melalui perkembangan aljabar dan kalkulus. Fungsi trigonometri seperti sin(x) dan cos(x) kemudian dipahami bukan hanya sebagai perbandingan pada segitiga, tetapi sebagai fungsi yang berlaku untuk semua bilangan real, bahkan kompleks. Pada era modern, trigonometri menjadi fondasi bagi berbagai disiplin ilmu, termasuk fisika, teknik, arsitektur, navigasi, komputer grafis, hingga pengolahan sinyal digital. Dengan demikian, trigonometri berkembang dari sekadar alat pengukur segitiga menjadi ilmu yang memiliki peran besar dalam memahami fenomena alam dan teknologi masa kini.

Image